Sumbawa Barat – Pengamat ekonomi nasional, Andy Azisi Amin, kembali membeberkan perhitungan terkait perputaran uang masyarakat yang diduga tersedot keluar dari Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akibat menjamurnya toko-toko ritel modern yang ada.
Dalam pernyataannya, Andy Azisi menyebut bahwa jika satu toko ritel saja mengeluarkan transaksi sekitar Rp 5 juta per hari, maka dalam waktu sebulan, uang yang keluar dari daerah bisa mencapai Rp 150 juta. Dalam setahun, jumlah itu membengkak menjadi Rp 1,8 miliar per toko.
“Jika ada sekitar 24 toko ritel modern di KSB, maka potensi uang yang tersedot ke luar daerah mencapai Rp 43,2 miliar per tahun. Ini angka yang sangat besar dan mengkhawatirkan,” jelas Andy Azisis putra kelahiran Taliwang tersebut, dalam diskusi WAG Sumbawa Barat, dan dikofirmasi KMC Media Group.
Menurutnya, uang yang seharusnya berputar di antara masyarakat dan pelaku usaha lokal justru mengalir keluar daerah, bahkan keluar pulau. Hal ini, lanjutnya, berdampak pada menurunnya daya beli, stagnasi ekonomi warga, hingga kemiskinan struktural yang sulit diatasi.
Ia juga menyinggung kebijakan di Provinsi Sumatera Barat, khususnya Kota Padang, yang secara tegas melarang toko ritel besar nasional membuka cabang di wilayahnya demi menjaga kemandirian ekonomi lokal.
“Padang sadar betul, jika ritel-ritel besar dibiarkan tumbuh liar, maka UMKM dan warung-warung rakyat akan mati perlahan. Ini yang harus menjadi pelajaran bagi kita di KSB,” ujarnya.
Andy mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah untuk lebih serius dalam melindungi ekonomi lokal, misalnya dengan memperkuat UMKM, mendorong koperasi, serta mengampanyekan belanja di warung dan toko milik warga setempat.
“Kalau uang terus keluar, bagaimana kita bisa tumbuh? Kita harus kembalikan perputaran uang ke masyarakat,” tutupnya.(S1)
Komentar